I.
PENDAHULUAN
Islam adalah
agama yang menyeimbangkan antara aspek lahiriyah dan batiniyah. Nabi Muhammad SAW. diutus untuk menyampaikan risalah
Islam. Beliau tidak pernah menunjukkan sikap-sikap yang lebih menekankan salah satu dari
dua aspek tersebut. Selain islam
mengajarkan umatnya untuk menyeimbangkan kedua aspek tersebut, islam juga menjadikan
keduanya hal yang sama-sama penting dalam menjalani kehidupan dunia.
Sebagai aspek
yang sama-sama penting dalam ajaran Islam, telah terjadi pergeseran ke arah
formalisme dan legalisme serba lahir yang menimbulkan reaksi serba batin.
Orang-orang yang lebih mementingkan aspek-aspek syari’ah, persoalan
halal-haram, intelektualisme-rasional, materialisme, dan legalisme, mewakili
golongan lahiriah. Sementara bagi orang-orang yang lebih mementingkan
rasa-hati, dan nilai-nilai batin, masuk dalam golongan batiniah. Tasawuf atau
sufisme, berawal dari gerakan batiniah tersebut. Gerakan ini berusaha
mendekatkan diri kepada Allah Sang pencipta dengan memanfaatkan media-media
yang serba batin dan rahasia tersebut.
Sebelum Islam
datang ke Indonesia, agama Islam telah mengalami perkembangan yang gemilang. Dalam
bidang penalaran, umat Islam telah sanggup mewarisi dan memanfaatkan pemikiran
dan falsafah Yunani, untuk memperkuat perkembangan ijtihad, baik dalam hukum
Islam, ilmu kalam, falsafah dan sebagainya. Dalam mistik Islam atau tasawuf,
umat islam juga telah berhasil mengembangkan penghayatan dan pengalaman mistik
yang disesuaikan dengan ajaran Islam. Dalam makalah ini, akan sedikit
mepaparkan tentang apa, bagaimana dan contoh praktek-praktek mistik dalam islam
kebatinan.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Apa pengertian mistik dan
islam kebatinan?
B. Bagaimana mistik jawa dalam islam kebatinan?
C. Apa contoh ritual atau
praktek-praktek yang bersifat mistik dalam islam kebatinan?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian mistik dan islam kebatinan
Kata mistik berasal dari bahasa Greek (Yunani) “
Mysticos” yang artinya rahasia, serba rahasia, tersembunyi, gelap atau
terselubung dalam kekelaman.[1] Sedangkan
dalam bahasa Arab, Persia dan Turki, kata mistik itu bahasa yang utama dalam
islam, yang berkaitan dengan istilah sufi. Kedua istilah itu memang tidak
mengandung arti yang sama. Sebab istilah sufi memiliki konotasi yang religius dan khas. Dan biasanya digunakan
secara terbatas yakni untuk menyebut
mistik yang dianut oleh para pemeluk agama islam.[2] Selain
itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “mistik” artinya hal-hal gaib yang
terjangkau oleh akal manusia, tetapi ada dan nyata.[3]
Bertitik tolak dari arti kata tersebut kemudian
mistik berkembang menjadi sebuah paham, yaitu mistisisme (paham mistik).
Mistisisme sebagai paham dapat dikatakan sebagai paham yang memberikan ajaran
mistis, ajarannya berbentuk rahasia atau ajarannya serba rahasia, tersembunyi,
gelap atau terselubung dalam kelemahan. Ajaran-ajarannya hanya dikenal,
diketahui atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja, terutama para
penganutnya.[4] Van Haeringen barpendapat
bahwa paham mistik itu pada dasarnya mengajarkan kepercayaan adanya kontak
antara manusia bumi dengan Tuhan, persatuan mesra antara ruh manusia dan Tuhan.
Ini berarti mistik mengajarkan kepada hal-hal yang rahasia dan hal-hal yang
tersembunyi.
Sedangkan mistisisme menurut A.S.Hornby yaitu ajaran
atau kepercayaan bahwa hakekat iman dan Tuhan dapat dicapai melalui meditasi
atau pancaran spiritual, terlepas dari pikiran dan akal sehat.
Paham mistik ditinjau
dari materi ajarannya terdiri dari dua macam paham, yaitu:
1.
Paham yang bersifat keagamaan, adalah mengajarkan tentang mistik yang
berkaitan dengan Tuhan dan Ketuhanan-Nya, hubungan atau persatuan antar manusia
dengan Tuhan.
2.
Paham non keagamaan, adalah tidak mengajarkan tentang pengertian Tuhan dan
Ketuhanan-Nya. Paham ini lebih menekankan pada ajaran tentang sopan santun, akhlak
atau etika. Selain itu juga mengajarkan tentang pengobatan dengan gaya-gaya
ghaib, peramalan nasib atau pernujuman, kekebalan atau kesaktian.[5]
Sedangkan kata “ kebatinan” berasal
dari bahasa Arab “ba-tin” yang artinya di
dalam, bagian dalam. Dalam bahasa Indonesia mendapat imbuhan ke – an, jadi
kebatinan, artinya bagian yang tertutup yang berada di dalam.[6] Ditinjau
dari makna,
kebatinan mempunyai bermacam-macam pengertian, yaitu:
1. Di dalam “Ensiklopedia Umum”
Kebatinan ialah
sumber asas dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa untuk mencapai budi luhur guna
kesempurnaan hidup.
2. Di dalam buku ‘Ensiklopedia Pendidikan” karya
Prof. DR. Soegarda Poerbakawatja dan H.A.H. Harahap,
Kebatinan adalah sumber rasa dan kemauan untuk mencapai kebenaran,
kenyataan, kesempurnaan, dan kebahagiaan.[7]
Maka dari itu, islam kebatinan adalah islam yang
bersifat dan yang menonjolkan aspek-aspek batiniyah.
B. Mistik jawa dalam islam
kebatinan
Pengertian mistik jawa lebih dikenal
dengan kebatinan, atau kebatinan jawa. Mistik jawa merupakan sikap hidup
keagamaan orang jawa, karena kenyataannya mistik jawa dalam praktek kehidupan
sehari-hari menjadi semacam agama orang jawa yang bersifat mistik. Adapun
mistik jawa dalam islam kebatinan yaitu mistik yang dilakukan seseorang untuk
bisa berhubungan dan berkomunikasi dengan Allah SWT. yang dilakukan dengan cara
tertentu sesuai dengan tradisi jawa dan syari’at islam yang tujuan utamanya
adalah bisa berkomunikasi dan mencapai maqam tertentu di sisi Allah SWT.
Lahirnya pustaka islam kejawen atau
islam kebatinan membawa dampak yang cukup besar bagi perkembangan keagamaan
masyarakat jawa. Ajaran tasawuf mendapat perhatian yang cukup besar di kalangan
masyarakat Jawa. Pustaka jawa yang merupakan cermin pengolahan jawa atas mistik
yang datangnya dari luar, baik itu Hindu-Budha atau Islam semua mengajarkan
kesatuan hamba dengan Tuhan.
Mistik jawa dalam islam kebatinan
terlihat dalam sikap hidup orang jawa yang menekankan pada hidup batin, seperti:
sikap rela, narima, legawa, waspada, sabar, eling, dan seterusnya. Sikap hidup
tersebut hampir diajarkan oleh semua aliran kebatinan. Selain itu juga,
terdapat paham kesatuan kawula-Gusti (wahdatul wujud) yang merupakan pengaruh
ajaran mistik islam yang hampir semua aliran kebatinan mengajarkannya.
Kebatinan atau kejawen merupakan salah
satu varian dari agama islam yang ada di Jawa, kebatinan merupakan sinkretis
antar unsur-unsur pribumi jawa, Hindu-Budha dan Islam. Ritus mistik orang jawa
adalah slametan, suatu perjamuan sederhana, semua tetangga harus diundang dan
keselarasan diantara para tetangga dengan alam raya dipulihkan kembali.
Slametan merupakan nilai sakral bagi masyarakat Jawa, dilakukan sejak menyambut
kelahiran bayi, khitanan, pernikahan sampai orang meninggal. Slametan yang pada
masa pra-islam banyak menggunakan tradisi mistis mitologis Hindu-Budha dengan
berbagai macam sesaji, setelah islam datang, banyak cukup dengan do’a-do’a yang
dipanjatkan seorang rais (modin) dan bacaan-bacaan ayat al-Qur’an dianggap
telah syah.[8]
C. Contoh ritual atau
praktek-praktek yang bersifat mistik dalam islam kebatinan
Mistik jawa dalam islam kebatinan
menganjurkan laku spiritual untuk mencapai maksud, tujuan atau cita-cita.
Menurut Ranggawarsita ada beberapa ritual atau praktek-praktek untuk mencapai
tujuan tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Tapa atau semedi
Adalah
penarikan
diri sementara dari minat kepada dunia lahir, yang caranya adalah duduk lurus berdiam
diri mutlak dan mengosongkan diri dari semua isi dunia sejauh mungkin.[9] Dalam
bertapa mempunyai beberapa makna, yaitu:
a.
Laku prihatin. Ciri laku spiritual ini adalah menikmati yang tidak enak dan
tidak menikmati yang enak, gembira dalam keprihatinan. Diharapkan setelah
menjalani spiritual ini, tidak akan pernah tergoda dengan daya tarik dunia dan
terbentuk pandangan spiritual yang transenden. Sehingga dapat juga dikatakan
bahwa bertapa bertujuan untuk penyucian batin dan mencapai kesempurnaan ruh.
b.
Bertapa sebagai sarana penguatan batin. Dalam hal ini bertapa merupakan
bentuk latihan untuk menguatkan batin. Batin akan menjadi kuat setelah adanya
pengekangan nafsu dunia secara konsisten dan terarah. Tujuannya adalah untuk
mendapat kesaktian, mampu berkomunikasi dengan yang ghaib-ghaib. Intrpretasi
pertama dan kedua di atas acapkali berada dalam satu pemaknaan saja. Hal ini
karena pandangan mistik yang menjiwainya, dan berlaku umum dalam dunia tasawuf.
Jalan mistik sebagaiman lahir dalam bentuk tasawuf adalah salah satu jalan di
mana manusia berusaha mematikan hawa nafsunya di dalam rangka supaya lahir
kembali di dalam Illahi dan oleh karenanya mengalami persatuan dengan Yang
Benar.
c.
Bertapa sebagai ibadah. Bagi Ranggawarsita yang menjalankan syari’at islam,
puasa seperti ini dijalankan dalam hukum-hukum fiqihnya. Islam yang disadari
adalah islam dalam bentuk syari’at, dan kebanyakan hidup di daerah santri dan
kauman.[10]
Dari
penjelasan makna tapa atau semedi di atas, ada beberapa jenis atau macam dari
tapa atau semedi, diantaranya yaitu:
a)
Tapa ngeli, yaitu bertapa dengan menghanyutkan diri di air. Tujuannya untuk
meraih maqom tertentu.
b)
Tapa ngrame, yaitu bertapa dengan siap berkorban atau menolong siapa saja
dan kapan saja. Tujuannya adalah menegakkan kebenaran dan kedilan dan beramal
sosial.
c)
Tapa mendem, yaitu bertapa dengan menyembunyikan diri di dalam tanah
seperti mayat. Tujuannya adalah untuk menghayati mati sajroning urip.
d)
Tapa kungkum, yaitu bertapa dengan menenggelamkan diri dalam air sebatas
leher di sungai atau danau tertentu. Tujuannya untuk meraih maqom rohani
tertentu.
e)
Tapa gantung, yaitu bertapa dengan menggantung di pohon seperti kera.
Tujuannya untuk meraih maqom rohani tertentu.[11]
2.
Pasa
Menurut
Ranggawarsita kata “ pasa” hampir dapat dipertukarkan dengan kata tapa, karena
pelaksanaan tapa selalu dibarengi dengan
pasa. Adapun pasa adalah
Menahan
diri dari rasa lapar dan haus serta berprilaku prihatin.
Dalam
pemaknaan pasa dalam masyarakat jawa tidak jauh berbeda dengan pemaknaan
tapa, yaitu Puasa sebagai simbol keprihatinan dan praktek asketik, puasa
sebagai sarana penguat batin dan puasa sebagai ibadah.
Adapun
macam-macam pasa adalah sebagai berikut:[12]
a.
Pasa ramadhan, yaitu puasa wajib dalam bulan ramadhan. Tujuannya untuk
memebersihkan diri dari dosa dan mencapai derajat taqwa.
b.
Pasa ngerawat, yaitu berpuasa hanya makan sayur selama 7 hari 7 malam.
Tujuannya agar rohani kita kuat Dan punya kekuatan magis.
c.
Pasa pati geni, yaitu berpuasa dengan berpantang makan-makanan yang dimasak
memakai api atau geni selama sehari-semalam. Tujuannya untuk meraih maqom
rohani tertentu.
d.
Pasa ngebleng, yaitu berpuasa dengan tidak makan dan tidak tidur selama 3
hari 3 malam. Tujuannya untuk meraih maqom rohani tertentu.
e.
Pasa mutih, yaitu berpuasa dengan hanya makan nasi selama 7 hari
berturut-turut. Tujuannya untuk meraih maqom rohani tertentu.
IV.
ANALISIS
Mistik merupakan sesuatu yang ghaib
yang sulit diterima oleh akal logika tapi ada dan nyata. Seseorang melakukan
mistik pastinya memiliki tujuan untuk mencapai maqam tertentu dan berkomunikasi
dengan Tuhan dan sesuatu yang ghaib. Dalam masyarakat Jawa, mistik telah
menjadi suatu cerminan dalam hidup. De jong mengatakan bahwa Mistik merupakan
salah satu bentuk, bahkan visi dasar dari javanisme.[13] Dari
pendapat tersebut dapat dipahami bahwa mistik merupakan suatu bentuk tujuan
yang perlu dilaksanakan oleh masyarakat jawa dan tradisi yang perlu
dilestarikan karena merupakan warisan dari leluhur nenek moyang. Mistik identik
dengan kebatinan atau sesuatu yang bersifat batin (yang ada di dalam).
Mistik jawa dalam islam kebatinan bisa
ditunjukkan seseorang lewat prilaku
spiritualitas ruhaniyah yang bertujuan berkomunikasi dan berhubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa. Prilaku spiritual yang biasa dilakukan orang jawa misalnya
semedi atau tapa, puasa dan lain sebagainya yang semuanya itu dilakukan untuk mencapai
tujuan yaitu untuk menempati maqam tertentu di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
V.
KESIMPULAN
Mistik adalah hal-hal gaib yang terjangkau oleh akal manusia,
tetapi ada dan nyata. Dari mistik muncullah mistisisme, yaitu paham yang memberikan ajaran mistis, ajarannya
berbentuk rahasia atau ajarannya serba rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung
dalam kelemahan. Sedangkan islam kebatinan yaitu islam yang bersifat dan yang
menonjolkan aspek-aspek bathiniyah.
Adapun mistik jawa dalam islam
kebatinan yaitu mistik yang dilakukan seseorang untuk bisa berhubungan dan
berkomunikasi dengan Allah SWT. yang dilakukan dengan cara tertentu sesuai
dengan tradisi jawa dan syari’at Islam
yang tujuan utamanya adalah bisa berkomunikasi dan mencapai maqam
tertentu di sisi Allah SWT.
Laku spiritual untuk mencapai maksud,
tujuan atau cita-cita, menurut Ranggawarsita ada beberapa ritual atau
praktek-praktek untuk mencapai tujuan tersebut, diantaranya adalah tapa atau
semedi dan pasa.
VI.
PENUTUP
Demikian apa
yang dapat disajikan oleh penulis, semoga dapat memberikan manfaat bagi
siapapun yang membacanya. Tentu masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan
dalam makalah yang singkat ini, untuk itu kritik dan saran sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Geertz,
Clifford, Abangan, Santri, Priyayi: Dalam masyarakat
Jawa, terj. Aswab Mahasin, cet. 2 , Jakarta: Pustaka Jaya, 1983.
Hariwijaya, M., Islam
Kejawen, Yogjakarta: Gelombang pasang, 2006.
Jaiz, Amin, Masalah Mistik, Tasawuf dan Kebatinan,
Bandung: Al- Ma’arif, 1980.
Khalim, Samidi, Islam
& Spiritualitas Jawa, Semarang: RaSAIL, 2008.
Nicholson, Reynold A., Mistik
Dalam Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Nursam, M., Membuka Pintu bagi Masa Depan Biografi
Sartono Kartodirdjo, Jakarta: PT. Kompas Nusantara, 2008.
Payamani, Ma’ruf Al, Islam dan Kebatinan, Solo: CV. Ramadhani,1992.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Rasjidi, M., Islam dan Kebatinan, Jakarta: Bulan Bintang, 1977.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar