Total Tayangan Halaman

Rabu, 06 Maret 2013

AKHLAK

I. PENDAHULUAN
Akhlaq (tingkah laku) menempati kedudukan yang istimewa dan sangat penting. Akhlaq dan Islam bukanlah moral yang kondisional dan situasional, tetapi akhlaq yang benar-benar memiliki nilai yang mutlak. Nilai-nilai yang baik dan buruk berlaku kapan dan dimana saja dalam segala aspek kehidupan, tidak dibatasi waktu dan ruang. Ajaran akhlaq dalam islam sesuai dengan fitrah manusia. Manusia akan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki bila mengikuti nilai-nilai kebaikan yang diajarkan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah. Akhlaq islam benar-benar memlihara eksistensi manusia sebagai makhluk terhormat sesuai dengan fitrahnya. Oleh karena itu, marilah kita mendiskusikan secara bersama-sama tentang akhlaq (tingkah laku), baik akhlaq terpuji maupun tercela.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Pengertian akhlaq dan jenisnya.
B. Ruang lingkup akhlaq.
C. Akhlaq atau perilaku yang dilarang dan diperintah.
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlaq
Secara etimologi, akhlaq (bahasa arab) adalah bentuk jama’ dari “khuluq” yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. erakar dari kata “kholaqo” yang berarti menciptakan. Seakar dengan lafadz “kholiq” (pencipta), makhluk (yang diciptakan) dan “kholq” (penciptaan). Secara terminologis, akhlaq yaitu sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu, serta tidak memrlukan dorongan dari luar. Disamping istilah akhlaq, juga dikenal istilah etika dan moral. Ketiga istilah itu sama-sama menetukan nilai baik dan buruk, sikap dan perbuatan manusia. Perbedaannya terletak pada standar masing-masing. Bagi akhlaq standarnya adalah Al-Qur’an dan Sunnah; bagi etika standarnya pertimbangan akal pikiran; dan bagi moral standarnya adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat.
 Jenis-jenis akhlaq
1. Akhlaq baik atau terpuji (Akhlaq Al- Mahmudah); yaitu perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk-makhluk yang lain.
2. Akhlaq buruk atau tercela (Akhlaq al- Madzmumah); yaitu perbuatan buruk terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk-makhluk yang lain.
B. Ruang Lingkup Akhlaq
Muhammad Abdullah Draz dalam bukunya Dustur al-Akhlaq fi al-Islam membagi ruang lingkup akhlaq menjadi 5 bagian:
1. Akhlaq Pribadi (al-akhlaq al-fardhiyyah), terdiri dari:
(a) yang diperintahkan (al-awamir),
(b) yang dilarang (an-nawahi),
(c) yang dibolehkan (al-mubahat),
(d) akhlaq dalam keadaan darurat (al-mukhalafah bi al-idhthirar).
2. Akhlaq Berkeluarga (al-akhlaq al-usariyah), terdiri dari:
(a) kewajiban timbal balik orang tua dan anak (wajibat nahwa al-ushul wa al-furu’),
(b) kewajiban suami istri (wajibat baina al-azwa), dan
(c) kewajiban terhadap karib kerabat (wajibat nahwa al-aqorib).
3. Akhlaq bermasyarakat (al-akhlaq al-ijtima’iyyah), terdiri dari:
(a) yang dilarang (al-mahdhurat),
(b) yang diperintahkan (al-awamir), dan
(c) kaidah-kaidah adab (qowaid al-adab).
4. Akhlaq bernegara (akhlaq ad-daulah), terdiri dari:
(a) hubungan antara pemimpin dan rakyat (al-‘alaqoh baina ar-rois wa asy-sya’b), dan
(b) hubungan luar negeri (al-‘alaqot al-khorijiyyah).
5. Akhlaq beragama (al-akhlaq ad-diniyyah), yaitu kewajiban terhadap Allah SWT. (wajibat nahwa Allah).
Dari sistematika di atas yang dibuat oleh Abdullah Draz, tampaklah bagi kita bahwa ruang lingkup akhlaq itu sangat luas, mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara vertikal dengan Allah SWT maupun secara horizontal sesama makhluk-Nya.
C. Akhlaq-Akhlaq (Prilaku-Prilaku) yang Dilarang dan Diperintah Oleh Allah dan Rosul-Nya Banyak sekali akhlaq yang dilarang dan diperintah oleh Allah dan Rosul-Nya.
1. Akhlaq yang dilarang antara lain:
a. Berburuk sangka terhadap orang lain, yaitu suatu prasangka-prasangka atau dugaan-dugaan buruk terhadap orang lain tanpa alasan.
b. Hibah dan Buhtan, yaitu suatu prilaku yang suka membicarakan keburukan seseorang kepada orang lain atau membicarakan sesuatu dari diri seseorang yang tidak kamu sukai kepada orang lain dan itu benar adanya, sedangkan buhtan itu jika tidak benar atau bisa disebut dengan mengumpat atau memfitnah.
2. Akhlaq yang diperintah antara lain:
a. Berlaku jujur, yaitu Jujur adalah mengatakan sesuatu sesuai dengan kenyataan atau kebenarannya. Orang yang berlaku jujur, akan seanatiasa merasa tenang dalam hidupnya. Adapun hadist nabi yang berkaitan dengan jujur adalah, عن عبدالله ابن مسعود قال قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلّم إن الصِّدْقَ بِرٌّ وإن البِرَّ يهدي الى الجَنَّةِ و إن العَبْدَ لَيَتَحَرَّى الصدقَ حتى يُكْتَبَ عندَ اللهِ صِدِّيقاً وإن الكذِبَ فُجُورٌ وإنَّ الفُجُورَ يهدي الى النار وإن العبدَ لَيَتَحَرَّى الكذِبَ حتى يُكْتَبَ كَذَّاباً (أخرجه مسلم) Artinya: “Dari Abdullah bin Mas’ud berkata, Rasulullah SAW. bersabda: ‘sesungguhnya kejujuran adalah kebaikan dan sesungguhnya kebaikan membawa kepada surga dan sesungguhnya hamba yang berbuat jujur, maka ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur dan sesungguhnya kebohongan adalah kejahatan dan sesungguhnya kejahatan membawa kepada neraka. Dan sesungguhnya hamba yang berbuat bohong maka ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang pembohong atau pendusta.”(HR. Muslim)
b. Berbuat baik dengan tetangga. Sesudah anggota keluarga sendiri, orang yang paling dekat dengan kita adalah tetangga. Merekalah yang diharapkan paling dahulu memberikan bantuan jika kita membutuhkannya. Baik buruknya sikap tetangga terhadap kita, tentu tergantung bagaimana kita bersikap kepada mereka. Oleh sebab itu, sangat dapat di mengerti kenapa Allah memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik terhadap tetangga. Berikut ini adalah hadits Rasulullah yang melarang kita berbuat aniaya terhadap tetangga:
عن أبي هريرةَ قال قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلّم من كان يؤمن بالله واليوم الأخر فلا يُؤْذِ جارَهُ و من كان يُؤْمنُ بالله واليومِ الأخر فليُكرِمْ ضَيْفَهُ ومن كان يُؤْمِنُ بالله واليوم الأخر فليقُلْ خَيْراً أو لِيَصْمُتْ (رواه البخارى) “Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: Rasulullah bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah menyakiti tetangganya, barang siapa berimana kepada Allah dan hari akhir maka muliaknlah tamunya. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berkata baik atau hendakalah ia diam.” (HR. Bukhari)
IV. KESIMPULAN
Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga ia akan muncul secara sepontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar.
Akhlaq dibagi menjadi dua: 1. Akhlaq terpuji 2. Akhlaq tercela Adapun ruang lingkup akhlaq,yaitu: 1. Akhlaq terhadap Allah SWT. 2. Akhlaq terhadap Rasulullah SAW. 3. Akhlaq pribadi. 4. Akhlaq dalam keluarga. 5. Akhlaq bermasyarakat. 6. Akhlaq bernegara. Dalam Islam akhlaq yang diperintahkan antara lain, berlaku jujur, berbuat baik dengan tetangga dan berperilaku tertib di jalan. Sedangkan akhlaq yang dilarang dalam Islam antara lain, berburuk sangka terhadap orang lain, ghibah dan buhtan.
V. PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat penulis sampaikan, penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Astqolani, Ibnu Hjar, Tarjamah Lengkap Bulughul Marom, Jakarta: Akbar, 2009. An-Nawawi, Imam Yahya bin Syarof, Shohih Muslim bi Syarh An-Nawawi, Beirut: Daar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, 1995. Ilyas, Yunahar, Kuliah Akhlaq, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1999. Jauzy, Ibnul, Sukses Meraih Surga, Jakarta: Cendekia Sentra Muslim, 2004 Khomeini, Imam, 40 Hadits,Bandung: Mizan Utama Media, 2004. Mahjuddin, Kuliah Akhlaq-Tasawuf, Jakarta: Kalam Mulia, 1991. Nawawi, Imam, Tarjamah Riyadlus Sholihin ,Jakarta: Pustaka Amani, 1999. Sunarto, Achmad, Tarjamah Shahih Bukhori, Semarang: Asy-Syifa, 1993.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar